Home

Selasa, 30 Desember 2014

RFID (Radio Frecuenty Identification)



         RFID adalah singkatan dari Radio Frequency Identification. RFID adalah sistem identifikasi tanpa kabel yang memungkinkan pengambilan data tanpa harus bersentuhan seperti barcode dan magnetic card seperti ATM. RFID kini banyak dipakai diberbagai bidang seperti perusahaan, supermarket, rumah sakit bahkan terakhir digunakan dimobil untuk identifikasi penggunaan BBM bersubsidi.
          Ide untuk  membuat artikel muncul ketika beberapa saat yang lalu ada pergantian sistem absensi di tempat saya bekerja dari barcode ke RFID. Proses absen yang semula gesek-menggesek sekarang menjadi tempel-menempel dan bahkan bisa cukup dengan pandang-memandang tanpa harus bersentuhan. Kok bisa? Hal ini karena RFID menggunakan sistem radiasi lektromagnetik untuk mengirimkan kode (tag).

1. Sejarah RFID
        Rintisan tegnologi RFID dimulai saat seorang mata-mata Uni soviet (sekarang=Rusia) menemukan sistem pengiriman gelombang radio melalui informasi audio. Gelombang suara yang menggetarkan diagfragma yang telah dibentuk menjadi sebuah resonator yang memodulasi gelombang radio yang terpantul. Meskipun alat ini bukan sebuah identifikasi namundianggap sebagai pendahulu teknologi RFID. Selain itu ada juga teknologi transponder IFF yang digunakan oleh tentara inggris pada perang dunia ke-2 untuk mengidentifikasi pesawat sebagai teman atau musuh. Perangkat RFID yang menjadi cikal bakal sistem RFID modern adalah Perangkat Mario Cardullo, karena menggunakan transponder radio pasif dengan memori. Paten dasar Cardullo meliputi penggunaan RF, suara dan cahaya sebagai media transmisi. RFID ditawarkan kepada investor pada tahun 1969 meliputi penggunaan dalam bidang transportasi, perbankan, keamanan dan medis.

2. Prinsip kerja RFID
RFID menggunakan sistem identifikasi dengan gelombang radio. Untuk itu minimal dibutuhkan dua buah perangkat, yaitu yang disebut TAG dan READER. Saat pemindaian data, READER membaca sinyal yang diberikan oleh RFID TAG.

#RFID TAG
Adalah sebuah alat yang melekat pada obyek yang akan diidentifikasi oleh RFID READER. RFID TAG dapat berupa perangkat pasif atau aktif. TAG pasif artinya tanpa battery dan TAG aktif artinya menggunakan battery. TAG pasif lebih banyak digunakan karena murah dan mempunyai ukuran lebih kecil. RFID TAG dapat berupa perangkat read-only yang berarti hanya dapat dibaca saja ataupun perangkat read-write yang berarti dapat dibaca dan ditulis ulang untuk
update.

RFID TAG mempunyai dua bagian penting, yaitu:
  • IC atau kepanjangan dari Integrated Circuit, yang berfungsi menyimpan dan memproses informasi, modulasi dan demodulasi sinyal RF, mengambil tegangan DC yang dikirim dari RFID READER melalui induksi, dan beberapa fungsi khusus lainya.
  • ANTENNA yang berfungsi menerima dan mengirim sinyal RF.

RFID TAG tidak berisi informasi pengguna seperti nama, nomor rekening, NIK atau yang lain. RFID TAG hanya berisi sebuah TAG yang unik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Jadi Informasi mengenai obyek yang terhubung ke tag ini hanya diterdapat pada sistem atau database yang terhubung pada RFID READER. Saat ini RFID TAG bisa dibuat dengan ukuran yang sangat kecil, dan tercatat yang paling kecil adalah RFID TAG buatan HITACHI yang berukuran 0.05mm × 0.05mm.

#RFID READER
Adalah merupakan alat pembaca RFID TAG. Ada dua macam RFID READER yaitu READER PASIF (PRAT) dan READER AKTIF (ARPT).

  • READER PASIF memiliki sistem pambaca pasif yang hanya menerima sinya radio dari RFID TAG AKTIF (yang dioperasikan dengan barrety/sumber daya). Jangkauan penerima RFID PASIF bisa mencapai 600 meter. Hal ini memungkinkan aplikasi RFID untuk sistem perlindungan dan pengawasan aset.
  • READER AKTIF memiliki sistem pembaca aktif yang memancarkan sinyal interogator ke TAG dan menerima balasan autentikasi dari TAG. Sinyal interogator ini juga menginduksi TAG dan akhirnya menjadi sinyal DC yang menjadi sumber daya TAG PASIF.


3. Sistem sinyal RFID
            RFID menggunakan beberapa jalur gelombang untuk pemancaran sinyal. Namun yang paling banyak dipakai adalah jalur UHF ada frekuansi 865-868MHzz dan 902-928 MHz. Kode yang ditulis pada TAG berupa 96 bit data yang berisi 8bit header, 28 bit nama organisasi pengelola data, 24bit kelas obyek (misal=untuk identifikasi jenis produk) dan 36bit terakhir adalah nomor seri yang unik untuk tag. Kode tersebut dipancarkan melalui sinyal RF dengan urutan yang telah standar.

4. Kelebihan RFID
            RFID menawarkan keunggulan dibandingkan dengan sistem manual atau penggunaan kode bar . Tag dapat dibaca jika lewat di dekat pembaca , bahkan jika itu ditutupi oleh obyek atau tidak terlihat . Tag dapat dibaca dalam wadah, karton , kotak atau lainnya , dan tidak seperti barcode , RFID tag dapat sekaligus dibaca ratusan id pada suatu waktu . Kode Bar hanya dapat dibaca satu per satu menggunakan perangkat saat ini .RFID juga tahan air dan gesekan karena biasanya dikemas dalam chip plastik yang kadang dimasukkan kedalam bodi obyek yang dipasang RFID.

5. Penggunaan RFID
          Saat ini RFID TAG dapat ditempel pada berbagai obyek untuk keperluan banyak identifikasi seperti saat belanja barang, identifikasi ID karyawan, identifikasi aset perusahaan dan masih banyak lagi identifikasi yang lainnya. Pada tahun 2010 ada tiga faktor utama yang mendorong peningkatan yang signifikan dalam penggunaan RFID, yaitu : penurunan biaya peralatan dan tag , peningkatan kinerja untuk keandalan 99,9 % dan standar internasional yang stabil pada UHF RFID pasif .

Apakah teknologi ini dapat di pakai di Indonesia ?

         Isu malpraktik atau medical error bukan suatu yang hal baru di dunia medis Indonesia. Kasus Prita Mulyasari adalah salah satu contoh kasus dugaan malpraktik yang terungkap ke permukaan dan semakin menyadarkan kita akan pentingnya patient safety atau jaminan keselamatan pasien dalam upaya medis. Kesalahan pengobatan (medication error), yang dapat berupa kesalahan identifikasi pasien, kesalahan nama obat, salah dosis, salah cara pemberian, salah membaca resep dokter dan salah aturan pakai obat adalah penyebab buruknya jaminan keselamatan pasien. Buruknya sistem informasi dan administrasi di rumah sakit atau provider kesehatan lainnya sering kali menjadi penyebab terjadinya medical error. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sistem pengolahan data secara komputerisasi di rumah sakit terbukti dapat mengurangi terjadinya medical error. Teknologi terbaru yang diyakini mampu meningkatkan patient safety adalah RFID (Radio Frecuenty Identification). Aplikasi teknologi RFID di beberapa rumah sakit di dunia menunjukkan adanya penurunan biaya operasi, peningkatan keselamatan pasien dan peningkatan kualitas layanan medis. Akan tetapi di Indonesia, pengadopsian teknologi RFID di rumah sakit hampir belum ada walaupun terdapat banyak manfaat positif dari aplikasi teknologi ini.
        Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iwan Vanany, dkk dalam jurnalnya yang berjudul pengapdosian teknologi RFID di Indonesia, manfaat, dan hambatannya diperoleh bahwa Implementasi teknologi RFID di rumah sakit Indonesia berada pada tahap inisiasi, dimana para eksekutif dan manajer rumah sakit berupaya secara aktif maupun pasif mencari informasi dan solusi yang bisa diberikan untuk menyelesaikan masalah rumah sakit atau meningkatkan daya saingnya. Dari hasil survei yang dilakukan, sebagian besar praktisi di rumah sakit yakin bahwa teknologi RFID memiliki banyak manfaat, yaitu :
  1. Anti pencurian dan pemalsuan obat
  2. Peningkatan keselamatan pasien
  3. Peningkatan proses bisnis
  4. Peningkatan kepuasan pasien
  5. Peningkatan moral staf medis
  6. Efisiensi biaya dan waktu
  7. Peningkatan produktivitas
           Peningkatan keselamatan pasien (patient safety) adalah manfaat utama yang hendak dicapai bagi para eksekutif dan manajer di rumah sakit Indonesia bila mereka mengadopsi teknologi RFID. Hampir semua responden menganggap bahwa peningkatan keselamatan pasien diyakini bisa direalisasikan dengan teknologi ini di samping terjadinya peningkatan proses bisnis. Salah satu upaya meningkatkan keselamatan pasien adalah dengan mereduksi medical error. Teknologi RFID dapat menyimpan data dengan kapasitas yang besar, sehingga dokter dan staf medis mengetahui jejak record dari kondisi pasien berupa riwayat kesehatan sebelumnya, tekanan darah, obat yang telah diminum dan tindakan sebelumnya sehingga tindakan lanjutan dapat dilakukan dengan tepat. Para dokter jaga dengan cepat menelusuri letak pasiennya dan para perawat tidak kesulitan menelusuri letak peralatan medis yang diperlukan secara mendadak untuk pasien.

         Aplikasi teknologi RFID memerlukan anggaran yang besar karena beragamnya komponen-komponen dasar dan pendukung seperti RFID tags, readers, middleware, software, dan lainnya. Relatif rendahnya anggaran pengembangan yang dimiliki sebagian besar rumah sakit di Indonesia terutama pemerintah untuk pengembangan teknologi informasi menjadi salah satu penyebab utama terhambatnya pengadopsian teknologi RFID di Indonesia.

Dari penjelasan artikel di atas dapat di simpulkan bahwa teknologi RFID dapat di gunakan di Indonesia tetapi perlu di lakukan training serta keikutsertaan dalam workshop dan seminar oleh IT manager serta staf rumah sakit untuk meningkatkan pemahaman dan keahlian terhadap teknologi RFID. Sehingga keberhasilan implementasi teknologi RFID di rumah sakit mereka dapat diwujudkan. Disamping itu, para eksekutif dan manajer juga perlu secara aktif menggali informasi untuk memastikan apakah teknologi RFID mampu memberikan manfaat dan menyelesaikan masalah di rumah sakit mereka. Rekomendasi lain yang dapat diberikan adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan dan menetapkan faktor-faktor kesuksesan yang kritis dari pengadopsian teknologi RFID.

Sumber :
http://ilmukesmas.com/pengadopsian-teknologi-rfid-di-rumah-sakit-indonesia/
https://abisabrina.wordpress.com/2014/01/18/prinsip-kerja-rfid/#more-2045