Home

Jumat, 25 November 2011

Pemuda dan Sosialisasi

Masalah pemuda merupakan masalah yang selalu dialami oleh setiap generasi dalam hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah yang dialami biasanya berhubungan dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Masalah kepemudaan yang lain adalah belum atau kurang mandirinya dalam hal ekonomi dan kurang dewasa dari segi psikologis.
Kepemudaan merupakan fase dalam pertumbuhan biologis seseorang yang bersifat seketika dan akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan hukum biologis.Pemuda sering dianggap sebagai suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat atau lebih tepat aspirasi generasi tua.  Sehingga muncul persoalan-persoalan yang tidak sejalan dengan keinginan generasi tua, hal ini memunculkan konflik berupa protes, baik secara terbuka maupun terselubung.
Dalam pendekatan klasik terjadi jurang pemisah antara generasi muda dan tua disebabkan antara lain adanya 2 asumsi pokok mengenai kepemudaan yaitu :
·         Proses perkembangan manusia dianggap sesuatu yang fragmentaris/ terpecah-pecah. Setiap perkembangan hanya dapat dimengerti oleh manusia itu sendiri, maka tingkah laku anak dan pemuda dianggap sebagai riak-riak kecil yang tidak berarti dalam perjalanan hidup manusia. Dan masa tua dianggap sebagai mahkota hidup yang disamakan dengan hidup bermasyarakat.
·         Adanya anggapan bahwa mempunyai pola yang sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran yang diwakili generasi tua yang bersembunyi dibalik tradisi. Pemuda dianggap sebagai objek dari penerapan pola-pola kehidupan dan bukan sebagai subjek yang mempunyai nilai sendiri.
Kedua asumsi diatas tidak akan menjawab masalah kepemudaan dewasa ini karena pemuda dan kepemudaan adalah suatu tonggak dari suatu wawasan kehidupan yang mempunyai potensi untuk mengisi hidupnya.
Dalam pendekatan ekosferis, sebagai subyek pemuda mempunyai nilai sendiri dalam mendukung dan menggerakkan hidup bersama. Pada pendekatan ini anak-anak, generasi muda dan generasi tua berada dalam status sama atau dalam satu kesatuan wawasan kehidupan. Semua tanggung jawab atas keselamatan, kesejahteraan, kelangsungan generasi sekarang dan yang akan datang perbedaannya hanya terletak pada derajat ruang lingkup dan tanggung jawabnya.
Generasi tua berkewajiban membimbing generasi muda sebagai penerus untuk memikul tanggung jawab yang semakin komplek.Generasi muda berkewajiban mempersiapkan diri untuk mengisi posisi generasi tua yang makin melemah.

Peranan pemuda dalam masyarakat dibedakan atas dua hal :
a.                   Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri   dengan tuntutan lingkungan :
-          Pemuda meneruskan tradisi dan mendukung tradisi
-          Pemuda yang menyesuaikan diri dengan golongan yang berusaha mengubah tradisi.
b.      Peranan pemuda yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dibedakan menjadi :
-          Jenis pemuda pembangkit, yaitu pengurai atau pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Contoh sastrawan Rendra dan Chairil anwar pada masanya.
-          Jenis pemuda nakal/ delinkuen, yaitu jenis pemuda yang tidak berniat mengadakan perubahan pada budaya maupun masyarakat tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan tindakan menguntungkan bagi diri sendiri.
-          Jenis pemuda radikal, yaitu mereka yang berkeinginan besar mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner tanpa memikirkan lebih jauh bagaimana selanjutnya. 
Wujud sosialisai generasi muda / mahasiswa  
1.      Peranan pemuda/ mahasiswa dalam menegakkan kemerdekaan. Setelah proklamasi pemuda Indonesia membentuk organisasi politik maupun militer.
2.      Peran mahasiswa/ pemuda dalam mempelopori orde baru. Terbentuknya Front Pancasila yang melawan PKI dan dari Front Pancasila lahir Kesatuan Aksi Mahasiswa / KAMI. KAMI menjadi pendobrak menuju orde baru. 
3.      Peran pemuda dalam masyarakat
-          Sebagaiagent of change, yaitu mengadakan perubahan dalam masyarakat kearah yang lebih baik dan bersifat kemanusiaan.
-          Sebagai agent of development, yaitu melancarkan pembangunan disegala bidang yang bersifat fisik maupun non fisik.
-          Sebagai agent of modernization, yaitu pemuda bertindak sebagai pelopor pembaruan.

Rabu, 09 November 2011

Keselarasan Pemanfaatan IPTEK dengan Pengamalan Sila Pertama

          IPTEK merupakan kebutuhan pokok pembangunan, akan tetapi kita harus dapat memilih dan memanfaatkan ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk mencapai tujuan pembangunan tanpa menimbulkan efek samping. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang tertinggi derajat dan martabatnya, karena manusia dibekali akal pikiran dan paling sempurna diantara makhluk lainnya. Dengan akal pikirannya manusia dapat berkehendak, dapat memenuhi kebutuhannya, dan mampu mengatasi berbagai masalah dalam kehidupannya. Di samping itu, manusia mempunyai sifat ingin tahu dan memiliki rasa puas yang bersifat sementara. Apa saja yang sudah diketahuinya, ingin dikembangkan atau ditingkatkan lagi, yang membuat manusia cenderung terus berkembang, terus mengembangkan akal dan kemampuannya.
           Perubahan cara hidup masyarakat diikuti pula perubahan pengetahuan atau yang kini kenal dengan istilah Teknologi. Dengan perkataan lain, ilmu pengetahuan dan Teknologi berkembang seirama dengan perkembangan manusia. Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah saja, melainkan terciptanya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara lahiriah dan batiniah. Kemudahan yang diperoleh dari peningkatan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi cenderung mengarah pada kemajuan lahiriah. Oleh karena itu, penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi harus diimbangi dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
            Nilai-nilai agama akan memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan dan pemanfaatan IPTEK, sedang IPTEK akan memberikan dukungan kepada manusia dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Contoh seseorang yang mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tanpa dilandasi nilai nilai agama, dimungkinkan usahanya itu hanya untuk memenuhi nafsunya saja, bahkan untuk menghancurkan manusia lain. Benar apabila dikatakan Ilmu Pengetahuan tanpa agama menjadi buta. Oleh karena itu perlu diingat bahwa dalam pengembangan, pemanfaatan,dan penguasaan IPTEK hendaknya diperhatikan nilai nilai agama, sehingga keberhasilan dalam pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan IPTEK akan membawa peningkatan kesejahteraan umat manusia, bukan merugikan atau menyengsarakan. Penggunaan IPTEK diharapkan dapat menunjang proses pengembangan agama. Agama apapun menganjurkan agar umatnya dapat hidup maju, tidak bodoh dan terbelakang, segala anugerah yang dikaruniakan oleh Tuhan kepada kita harus dapat kita olah dan kita manfaatkan.
          Agar sesuatu dapat bermanfaat kita harus mengembangkan IPTEK, Pemanfaatan IPTEK mengakibatkan pelaksanaan nilai nilai agama dapat berjalan dengan baik. Kemajuan di bidang informasi dalam penyebaran nilai nilai agama mengakibatkan kehidupan beragama dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dengan demikian benarlah pendapat yang mengatakan bahwa agama tanpa Ilmu Pengetahuan akan lumpuh. Keselarasan pemanfataan IPTEK dengan nilai nilai agama harus diperhatikan dalam setiap aspek pembangunan Nasional. Kita harus selalu waspada terhadap pengembangan dan pemanfataan IPTEK, karena hal tersebut di samping mempunyai dampak positif, juga mempunyai dampak negatif yang dapat merugikan manusia, misalnya kemajuan IPTEK di bidang kedokteran, yaitu dengan ditemukannya alat kontrasepsi. Hal itu dapat disalahgunakan oleh orang-orang tertentu untuk berbuat zina.