Home

Minggu, 05 Mei 2013

Analisis Pendapatan Nasional untuk Perekonomian tertutup Sederhana dan pertumbuhan Ekonomi


Analisis Pendapatan Nasional untuk Perekonomian tertutup Sederhana dan pertumbuhan Ekonomi

     Alat ukur keberhasilan perekonomian suatu negara adalah adanya peningkatan pendapatan negara tersebut. Alat ukur yang digunakan saat ini untuk menghitung jumlah kuantitatif pendapatan suatu negara adalah Produk Nasional Bruto / Gross National Poduct (GDP). GDP sendiri lebih ditujukan untuk mengukur angka kemakmuran material masyarakat. Karena menurut Adam Smith, kemakmuran suatu  bangsa bukanlah diukur dari banyaknya logam mulia atau jumlah kekayaan yang dimiliki suatu negara, tapi jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dari Negara tersebut.

Dalam penghitungan pendapatan nasional, terdapat beberapa istilah :
  • Produk Domestik Bruto /Gross Domestic Product (GDP)
  • Produk Nasional Bruto /Gross National Product (GNP)
  • Produk Nasional Netto /Net National Product (NNP)
  • Pendapatan Nasional /National Income (NI)
       Sebelum membahas pendapatan nasional untuk perekonomian tertutup sederhana dan pertumbuhan ekonomi, akan didefinisikan terlebih dahulu tentang pendapatan nasional, perekonomian tertutup sederhana, dan pertumbuhan ekonomi.
  • Pendapatan nasional adalah keseluruhan jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu Negara dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam setahun.
  • Perekonomian tertutup sederhana adalah perekonomian yang tidak adanya hubungan dengan Negara lain dan tidak adanya campur tangan pemerintah, baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi. Dalam perekonomian tertutup sederhana ini pengeluaran masyarakat seluruhnya pada tiap satuan waktu, biasanya dalam setahun, dan akan terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi.
  • Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan pendapatan nasional. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang.

1. Analisis Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor

        Dalam perekonomian tertutup sederhana.sektor yang terlibat adalah rumah tangga (pihak konsumen) dan perusahaan atau pihak swasta (sebagai produsen) tanpa campur tangan pemerintah baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi dan tidak berhubungan dengan perekonomian internasional baik ekspor maupun impor.

2. Model analisis dengan variabel investasi, tabungan

         Pada model ini, muncul dua aktifitas ekonomi yang baru yaitu, tabungan dan investasi. Tabungan rumah tangga dianggap kebocoran dalam arus melingkar, karena dapat mengurangi kemampuan dari pendapatan secara riil apabila digunakan untuk kegiatan lain seperti konsumsi. Namun Tabungan tersebut tidaklah dianggap kebocoran apabila digunakan sebagai investasi. Tabungan yang semula mengurangi pendapatan nasional, apabila digunakan sebagai investasi dapat disebut injeksi, karena Investasi dapat menambah pendapatan nasional.
 
           Jika digambarkan kembali dalam arus melingkar seperti gambar diatas maka tidak jauh berbeda, karena masih saling terkait satu sama lain. Bagi rumah tangga, dalam berkonsumsi pihak ini tidak sepenuhnya menggunakan penghasilan yang didapat untuk membeli barang dan jasa. Namun sebagian dari pendapatan tersebut biasanya dipergunakan untuk investasi dan tabungan.

A. Tabungan
      Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, danatau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Dalam ekonomi makro, tabungan adalah pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk kegiatan konsumsi.
      Kita dapat mengetahui hubungan tabungan dengan pendapatan nasional dengan menggunakan fungsi tabungan. Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dan pendapatan nasional dalam perekonomian.
Rumus :  S = -a + (1-b)Y
keterangan :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.
Contoh :
Keluarga Joko mempunyai penghasilan Rp 7.000.000/bulan, dengan pola konsumsi yang dinyatakan dengan fungsi C = 1.000.000 + 0,70Y. Berdasarkan data tersebut, hitunglah besarnya tabungan Keluarga Joko.
Pembahasan :
Untuk mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka langkah pertama yang harus kita lakukan adalah merubah fungsi konsumsi ke dalam fungsi tabungan kemudian memasukan nilai pendapatan  (Y) ke dalam fungsi tabungan.
C = 1.000.000 + 0,80Y
maka fungsi tabungannya adalah :
S = -a + (1-MPC)Y
S = – 1.000.000 + (1-0,70)Y
S = – 1.000.000 + 0,20Y
Untuk mencari besarnya tabungan (S) Joko maka kita masukan nila Y kedalam fungsi tabungan :
S = -1.000.000 + 0,20(7.000.000)
S = -1.000.000 + 1.400.000
S = 400.000
Jadi besarnya Tabungan Keluarga Joko adalah Rp 400.000

B. Investasi
     Investasi yang lazim disebut sebagai penanaman modal merupakan pengeluaran  perusahaan untuk membeli barang-barang dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang atau jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pada prakteknya, pencatatan nilai penanaman modal dilakukan dalam satuan tahun. Yang termasuk investasi adalah sebagai berikut :
  • Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri perusahaan.
  • Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan bangunan-bangunan lainnya.
  • Pertabahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Dalam perekonomian tertutup, perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi (I).
Y = C + I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I/1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = (a + I)/(1 – b)
= (20 + 10)/(1– 0,75)
=  30/0,25
= 120 milyar rupiah

3. Angka Pengganda

       Angka pengganda atau multiplier adalah hubungan kausal antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan nasional. Jika angka pengganda tersebut mempunyai angka yang tinggi, maka dengan perubahan yang terjadi pada variabel tersebut akan memengaruhi angka terhadap tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan sebaliknya. Perubahan pendapatan nasional itu ditunjukan oleh suatu angka pelipat yang disebut dengan koefisien multiplier.
       Proses multiplier adalah adanya perubahan pada variabel investasi menyebabkan pengeluaran agregat menjadi berubah. Namun dari keseimbangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan investasi tersebut.
Rumus :
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y       = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang        = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang        = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
 

4. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran

A. Masalah pertumbuhan ekonomi

            Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari adanya peningkatan dalam GDP (Gross Domestic  Product) atau GNP (Gross Nasional Product) jika terdapat peningkatan maka dapat berarti menunjukkan adanya peningkatan pendapatan perkapita. Karena GDP merupakan angka yang menunjukan total suatu produksi dalam suatu Negara. Semakin tinggi GDP berarti total produksi semaki besar. Hanya saja yang biasanya terjadi adalah pembagian pendapatan nasional yang tidak merata. Oleh karena itu tidaklah menjadi cerminan sebuah Negara apabila GDP nya rendah maka semua masyarakatnya miskin, dan jika memiliki GDP yang besar maka masyarakatnya akan kaya raya. Untuk itu pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang dapat megurangi kesenjangan pemdapatan antar warga Negara.


B. Inflasi
      Menurut A.P. Lehner inflasi adalah keadaan terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan. Sementara itu Ackley mendefinisikan inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terus-menerus dari barang dan jasa secara umum. Menurut Boediono (1995) inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali apabila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain. 
Inflasi diakibatkan oleh :
  • Demand-pull Inflation. Inflasi ini bermula dari adanya permintaan total (agregat demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atau hamper mendekati kesempatan kerja penuh.
  • Cost-Push Inflation. Cost plus inflation ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total (aggregate supplay) sebagai akibat kenaikan  biaya produksi. Menurut Keynes terjadinya inflasi disebabkan oleh permintaan agregat sedangkan permintaan agregat ini tidak hanya karena ekspansi bank sentral, namun dapat pula disebabkan oleh pengeluaran investasi baik oleh pemerintah, maupun oleh swasta dan pengeluaran konsumsi pemerintah yang melebihi penerimaan (defisit anggaran belanja negara) dalam kondisi full employment.
C. Masalah Pengangguran
        Adanya pengangguran bagi sebuah Negara berarti menunnjukan perekonomian Negara tersebut tidak dalam kondisi full-employment. Ada faktor produksi yang tidak terpakai yaitu tenaga kerja. Memang idealnya pada suatu Negara harus berada dalam keadaan full- employment, akan tetapi untuk mencapai keadaan tersebut sangat sulit. Tingkat penganguran memang selalu terjadi di Negara manapun. Dan keadaan ini memang selalu menjadi pusat perhatian para pemimpin bangsa dan para ekonom. Pengangguran tentu tidak baik bila terjadi, karena akan menimbulkan kerawanan sosial seperti pencurian, kriminalitas dll

Hubungan dari pertumbuhan ekonomi, inflasi dan juga masalah pengangguran.
        Hubungan dari ketiga permasalah ini memang saling berkaitan. Karena dalam suatu Negara selalu mengalami pertumbuhan ekonomi yang berbeda beda. Biasanya pertumbuhan ekonomi selalu diikuti dengan adanya inflasi dan juga pengangguran.
          Pertumbuhan ekonomi memang dapat dilihat dari adanya peningkatan atau penurunan GNP atau GDP. Jika GNP menurun maka pendapatan perkapita pun menurun dan akhirnya akan terjadi inflasi karena daya beli atau daya konsumsi masyarakat menurun. Inflasi menjadi masalh besar dalam suatu Negara karena terjadinya angka penurunan daya beli masyarakat yang juga akan berakibat pada produsen yan akan kesulitan untuk berproduksi dan memjual barang barangnya.
       Inflasi juga memengaruhi tingkat suku bunga pada perbankan, terutama tingkat suku bunga pinjaman dana akan makin menyulitkan para pihak swasta yang berkeinginan untuk menekan biaya produksi di waktu inflasi terjadi. Jika keadaan tersebut tidak membaik pihak swasta tidak bisa untuk menekan angka biaaya produksi sedangkan daya beli masyarakat menurun dan akhirnya terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) dan akan mengakibatkan pengangguran dalam suatu Negara bertambah. Tentu saja keadaan seperti ini kurang baik karena dapat menimbulkan kerawanan sosial seperti kasus pencurian dan kriminalitas.


Daftar Pustaka :
http://disclamaboy.wordpress.com/2012/03/08/analisis-pendapatan-nasional-untuk-perekonomian-tertutup-sederhana-dan-pertumbuhan-ekonomi/


1 komentar: